1. Pendahuluan
Kanker
paru adalah penyebab utama untuk kematian yang disebabkan oleh kanker baik pada
pria dan wanita. Di Indonesia, kanker paru sampai saat ini memiliki prognosis
yang buruk dan tingkat morbiditas yang tinggi karena sebagian besar pasien datang
dalam staging yang tinggi. Secara statistik umum, diaktakan bahwa 95% kanker
paru adalah karsinoma bronkogenik, sementara hanya 5% tumor paru adalah jinak (Puruhito,
2013). Tumor toraks pada anak sangat jarang terjadi. Neoplasma dapat berasal
dari dinding dada, mediastinum, dan paru. Metastase pada paru dari ekstra
torakal lebih banyak terjadi daripada tumor paru primer (Mulholland et al,
2010). Massa paru pada anak 10 kali lebih banyak tampil sebagai massa yang
jinak atau lesi yang reaktif dibandingkan sebagai neoplasma dengan perbandingan
antara tumor primer dengan tumor metastase dengan lesi non-neoplastik adalah
1:5:60. Tumor jinak paru pada anak-anak yang paling banyak adalah tumor
inflammatory myofibroblastic (52%) dan tumor ganas paru paling banyak pada
anak-anak adalah tumor carcinoid dan pleuropulmonary blastoma. Mortalitas tumor
jinak paru pada anak cukup rendah (8,7%) dan mortalitas tumor ganas pada anak
adalah 30% (Dishop et al, 2008).
2. Jenis Tumor
Primer pada Anak
Kanker paru dapat
dibagi dalam tiga kategori, yaitu Non-Small
Cell Lung Carcinoma (NSCLC), Small
Cell Lung Cancer (SCLC) dan Mixed
Type. NSCLC dibagi menjadi 3 subkategori, yaitu Karsinoma Sel Skuamosa,
Adenokarsinoma, dan Karsinoma Sel Besar tidak Berdiferensiasi (Puruhito, 2013).
Hartmann dan Scochat pada tahun 1983 dan Hancock et al pada tahun 1993 telah
merinci kurang lebih 500 kasus keganasan primer paru pada anak. Reseksi secara
bedah masih merupakan terapi utama pada lesi primer ini, dan bedah juga
mempunyai peranan pada lesi metastase. Bronchial
adenoma merupakan tumor primer paling banyak pada anak. Tumor ini merupakan
tumor yang ganas. Bronchial adenoma
lebih sering dikatakan sebagai low grade
adenocarcinoma paru. Kejadian metastasenya sangat jarang. Secara histologi,
terdapat 3 jenis tumor primer pada anak: carcinoid (85%), mucoepidermoid (10%),
dan adenoid cystic carcinoma (5%).
Tabel 1. Neoplasma primer paru pada anak - modifikasi dari Hancock (Mulholland et al, 2010)
Karsinoma bronkogenik
jarang terjadi pada anak-anak dengan tingkat mortalitas yang tinggi yaitu 90%. Tidak
seperti orang dewasa, squamous cell
carcinoma jarang terjadi pada anak-anak, undifferentiated adenocarcinoma lebih mendominasi. Bronchioalveolar carcinoma merupakan
tumor paru yang jarang pada anak yang memiliki prognosis yang baik apabila
diterapi secara bedah. Pulmonary blastoma
merupakan tumor paru yang ganas yang terjadi paling banyak pada anak usia di
bawah 4 tahun. Secara histologis tumor ini tersusun oleh sel-sel yang
menyerupai paru saat fetus. Tumor inis sering berlokasi di perifer dengan
gejala klinis batuk, nyeri dada, dan hemoptysis. Pulmonary blastoma diterapi dengan lobektomi, dengan setengah dari
populasi pasien memiliki ketahanan hidup yang panjang (Mulholland et al, 2010).
Tabel
2. Klasifikasi tumor paru primer pada anak berdasarkan histogenesis (Dishop et
al, 2008).
3. Gejala Klinis
Tumor
primer pada anak sangat jarang terjadi sehingga deteksi klinis masih merupakan
suatu tantangan. Beberapa kasus asimptomatik dan hanya terdeteksi secara
incidental dengan imaging. Gejala nonspesifik respiratorik sering dihubungkan
ke penyakit asma atau proses inflamasi lainnya, sehingga terjadi keterlambatan
diagnosis sampai gejalanya menetap atau tidak responsif terhadap terapi
konvensional. Walaupun massanya dapat dikenali, endobronchial lesion dan cystic
parenchymal lesion mungkin secara radiologis tak dapat dibedakan dengan proses
reaktif atau malformasi paru. Kemungkinan suatu tumor paru dapat dipertimbangkan
secara klinis pada anak-anak dengan gejala wheezing, batuk yang persisten,
hemoptysis, dan pneumoni yang berulang (Dishop et al, 2008). Selain itu, gejala
lainnya dapat berupa nyeri dada persisten, sesak, pembengkakan pada leher dan
wajah, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan, dan lemah badan
(LaRusso, 2013).
4. Karsinoma
Bronkogenik
Karsinoma
bronkogenik banyak terdapat pada usia 55 sampai usia 75 tahun dan jarang
terjadi pada usia di bawah 40 tahun. Kanker paru pada anak-anak dan remaja di
bawah usia 18 tahun sangat jarang terjadi, di mana 0,16% kanker paru terjadi
pada usia dekade pertama dan 0,7% pada dekade kedua. Pada tahun 1983 pernah
dilaporkan pada suatu review kedokteran 47 anak memiliki karsinoma bronkogenik,
mewakili 17% keganasan primer paru pada anak. Sebuah review dari Memorial-Sloan
Kettering Cancer Center yang dilaksanakan selama 21 tahun melaporkan 11 pasien
(usia mulai dari 12-21 tahun) dengan diagnosis patologis adenocarcinoma (4, termasuk well-differentiated
fetal adenocarcinoma), basaloid
carcinoma (2), carcinoid tumor
(4), dan MEC (1). Sebuah studi selama 24 tahun dari Boston Children’s Hospital
(1957-1981) melaporkan 6 tumor bronkial primer pada anak tanpa kasus karsinoma
bronkogenik.
Kasus
karsinoma paru pada anak yang dilaporkan pada berbagai literatur paling banyak
adalah undifferentiated carcinoma,
diikuti adenocarcinoma dan squamous cell carcinoma. Adenocarcinoma dapat terlihat sebagai suatu
konsolidasi pada lobus atau “white-out”
pada paru, dengan atau tanpa efusi pleura. 3 pasien dengan conventional pulmonary adenocarcinoma pada review dari
Memorial-Sloan Kattering berada pada stadium 4, di mana 2 pasien memiliki
penyakit yang sangat progresif dalam 2 bulan. Well-differentiated fetal adenocarcinoma, yang disebut juga tumor pulmonary endodermal, merupakan varian
kasus adenokarsinoma yang sangat jarang. Kanker ini memiliki prognosis yang
baik dibandingkan conventional pulmonary
adenocarcinom, dengan mortalitas kira-kira 15%. Bronchioalveolar carcinoma dilaporkan jarang terjadi dari CPAM.
Epitel mucigenik dari CPAM tipe I merupakan sel prekursor pada bronchialveolar carcinoma.
Squamous cell carcinoma menduduki
proporsi yang kecil pada kasus karsinoma paru pada anak (12%) dibandingkan
dewasa (35-50%). Sebuah hubungan patogenik dengan human papilomavirus telah dilaporkan, yang berpotensi pada
progresivitas respiratory papillomatosis
menjadi squamous cell carcinoma. Basaloid
carcinoma, sebuah variant non-small cell carcinoma yang jarang, dilaporkan
baru-baru ini pada populasi anak. Karsinoma ini merupakan tumor yang agresif,
muncul dari basal bronchial epithelial
stem cell dan memiliki ciri mikrokopis sebagai sel kecil yang tumbuh
seperti bentuk sarang dengan palisading periferal.
Kanker
paru primer pada anak memiliki sifat yang agresif, dengan mortalitas 90% dan
rata-rata ketahanan hidup selama 7 bulan setelah didiagnosis. Gejala dapat
berupa batuk, nyeri dada, pneumonia, atau hemoptysis, namun gejala awal juga
dapat berupa nyeri tulang, penurunan berat badan, atau anemia. Keterlambatan
pada diagnosis dan gejala metastase dapat menuju suatu ketahanan yang buruk
pada beberapa kasus karsinoma bronkogenik pada anak (Dishop et al, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Dishop MK, Kuruvilla S. Primary and Metastatic Lung Tumors
in the Pediatric Population – A Review and 25 Year Experience at a Large
Children’s Hospital. Arch Pathol Lab Med. 2008. 132:1079-1103.
LaRusso L. 2013. Lung Cancer. Diambil dari http://pediatrics.med.nyu.edu/pulmonary/content?ChunkIID=11700. Diakses tanggal
14 Desember 2013.
Mulholland MW, Lillemoe KD, Doherty GM, Maier RV, Simeone
DM, Upchurch GR. 2010. Greenfield;s Surgery: Scientific Principles and
Practice. Lippincott Williams& Wilkins.
Puruhito. 2013. Buku Ajar Primer Ilmu Bedah Toraks, Kardiak,
dan Vaskular. Surabaya. Airlangga University Press (AUP).
sands casino | Play Slots Games at the Sands Casino
BalasHapusExperience the casino in stunning new Las Vegas! Explore the 바카라 Sands Casino in Tower Suites at the Sands 샌즈카지노 Hotel Casino, 제왕카지노 Las Vegas, Nevada.